KOTAMOBAGU sulutberita.com
Menjadi salah satu instansi yang mempunyai peran penting dan berhubungan dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kotamobagu yang dibawahi dr. Wahdania kini menuai sorotan dan kritik tajam dari berbagai pihak, terkait kurangnya respon, support/dukungan dan perhatian atas dua event besar, yakni Wali Kota Cup 2025 dan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Utara (Sulut) 2025.
Yang notabenenya, keterlibatan pihak Dinkes Kotamobagu dalam kegiatan itu, sangat krusial dalam hal pelayanan kesehatan dan memastikan adanya tindakan keselamatan bagi para atlet di lapangan.
Menurut salah satu panitia kegiatan, bahwa pihak meraka sudah melayangkan surat pemberitahuan yang bersifat permohonan permintaan tenaga medisu ke pihak Dinkes Kotamobagu, guna hal perawatan medis bagi para Atlet bahkan untuk penonton, ketika diperlukan.
"Bahkan, pada laga pembukaan yang turut dihadiri Wali Kota dan Wakil Wali Kota pun, tidak ada satu petugas medis dari Dinkes yang bertugas. Padahal itu agenda besar pak Wali dan Wawali hadir juga. Disisi lain, surat kami juga tak ada jawaban. Akhirnya kami pakai petugas medis dari panitia lokal,” ungkap panitia yang namanya tidak ingin di publikasikan.
Hal itu pun ditanggapi Pengamat Pemerintahan, Fadly Korompot, yang menilai sikap dari Dinkes tersebut mencerminkan tidak sejalannya dengan visi-misi pemerintahan Wali Kota dr. Wenny Gaib dan Wakil Wali Kota Rendy Virgiawan Mangkat.
“Sikap yang ditunjukan pihak Dinkes itu tidak menunjukan adanya tanggung jawab, saling support untuk kemajuan daerah. Harus di evaluasi,” ujar Fadly.
“Wali Kota dan Wawali harus mengambil langkah tegas bagi instansi terkait seperti Dinkes yang dinilai tidak mendukung visi misi Pemerintah untuk memajukan Olahraga di Kotamobagu,” tegas sosok yang juga merupakan Ketua HMI Cabang BMR itu.
Sorotan lainnya juga datang dari salah satu kontingen internal Cabang Olahraga (Cabor) Porprov XII Manado, yang menyebutkan bahwa pihak Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) juga sudah melayangkan surat pemberitahuan ke Dinkes Kotamobagu terkait dengan kondisi salah satu atlet selam yang sedang sakit, namun respon yang ada sangat lambat.
“Kami sudah beri pemberitahuan, tapi tidak ada tindak lanjut. Cabor akhirnya mengambil inisiatif sendiri untuk menangani atlet tersebut,” jelas sumber yang tak ingin namanya di beritakan.
Tak sampai disitu saja, ternyata banyak informasi dari peserta cabor lainnya juga, yang mengeluhkan persoalan serupa. Salah satunya dari peserta cabor unggulan peraih medali pun menilai bahwa, sikap dari Kepala Dinas Kesehatan Kotamobagu tersebut, sangat apatis dalam mendampingi kontingen Kotamobagu.
“Kami terima informasi bahwa pendampingan kesehatan untuk atlet kurang mendapat perhatian. Berarti tidak serius,” ungkapnya.
(*/Bams)


