Wanita Di Ratatotok "Tuntut" Kapolri Hingga Presiden, Sebut Berry, Roland Dan WNA Cina Mencuri Di Lahan Sah Putusan Pengadilan Milik Keluarganya


RATATOTOK,
sulutberita.com

Tindakan heroik seorang wanita yang terlihat berdiri dibawah terik matahari dan berada ditengah-tengah lokasi yang diduga merupakan lahan pertambangan di wilayah Puncak Nona Hoa Pasolo, di Desa Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dengan nada lantang menyerukan tentang adanya persoalan "konflik" lahan di wilayah tersebut.

Aksi tersebut pun viral di sejumlah grup media sosial (Medsos) Facebook di Sulawesi Utara, pada Jumat 17 Oktober 2025, dan menuai sejumlah sorotan tajam dari para netizen yang membanjiri kolom komentar.

Masih belum diketahui pasti, siapa sosok wanita tersebut namun dari sejumlah komentar menyebutkan bahwa wanita tersebut merupakan salah satu pemilik lahan yang diduga tengah bersengketa di Pengadilan Negeri (PN) Tondano.

Dalam unggahan video viral yang beredar di masyarakat itu, wanita tersebut itu dengan suara lantang dan kecewa, berkali-kali menyebut nama Berry dan Roland yang diduga kuat merupakan otak dari adanya aktivitas yang tengah berlangsung dilahan pertambangan tersebut, dengan melibatkan Warga Negara Asing (WNA) asal Cina.

"Ini lahan sudah keluar putusan pengadilan atas kepemilikan Alm. Musa Pantow. Sudah berkali-kali kami laporkan ke Polres dan sudah sampai di Polda, namun hanya menjawab akan di police line (pembatas polisi), tapi mana? ini sudah dengan Cina-Cina yang bekerja," sebut wanita yang saat itu terlihat mengenakan jaket berwarna pink, celana hitam dan topi putih.

Lanjutnya, pihak keluarga pun telah berasumsi adanya dugaan unsur kerja sama antara oknum Berry dan Roland dengan pihak oknum di kepolisian.

"Kalian tau kenapa kami sebut bekerja sama dengan oknum polisi? Karena polisi tidak mampu sentuh para oknum yang saat ini tengah beraktivitas di lahan tersebut. Kalau kalian suka lihat surat putusan pengadilannya ada di sini, tapi apa mereka tidak tersentuh hukum," ujarnya.

"Bayangkan mereka telah mencuri dan membuat bak di lahan kami, polisi seakan diam saja. Dimana itu hukum? Tidak semua polisi tapi oknum. Ada saudara kami sempat dikejar mereka (para pekerja disitu) menggunakan parang, tapi polisi hanya diam," tambahnya lagi.

Adapun wanita yang belum diketahui pasti identitasnya itu menegaskan kepada pihak kepolisian khususnya para oknum, tidak mungkin kalau tidak ada kerja sama, kalau tidak kerja sama aktivitas pekerjaan yang dilakukan Berry, Roland dan para WNA Cina itu sudah lama diberhentikan.

"Itu mereka Ronald, Berry dan antek-anteknya. Untuk polisi, kalau perlu sampai di Kapolri dan Presiden, coba lihat lahan kami sudah keluar putusan pengadilan sah, tapi kenapa mereka tidak tersentuh hukum, apa hukum ini hanya untuk mereka? Kami ini bukan warga Indonesia? Semoga seragam kalian berguna bagi keluarga kalian," ketus sang wanita tersebut, yang juga turut didukung para warga penambang tradisional setempat yang kini lahan mereka terganggu akibat adanya aktivitas dari oknum Berry, Roland dan WNA asal Cina, yang kini tengah melakukan pengerukan menggunakan alat berat.

Adapun dalam unggahan video yang berdurasi 7 menit itu, terlihat ada 4 unit alat berat excavator dan sejumlah dum truck berada di lokasi tengah melakukan aktivitas pengerukan dan muatan material hasil galian. (Drin)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.